Selasa, 02 Agustus 2011

Luqman Sang Ahli Hikmah

Luqrman AI-Hakim\Jikenal sebagai ahli hikmah yang luar biasa. Dalam Alquran, namanya diabadikan dalam sebuah surah khusus yang bercerita tentang hikmah yang disampaikannya, terutama kepada anaknya.

Dalam surah Luqman [31] ayat 12-19 disebutkan, setidaknya ada sekitar sembilan nasihat yang disampaikannya, yakni jangan menyekutukan Allah (ayat 13), berbakti kepada kedua orang tua (14), sadar akan pengawasan Allah (16), mendirikan shalat (17), berbuat kebajikan (17), menjauhi kemunkaran (17), sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian (17), tidak sombong (18), dan lemah lembut dalam berbicara (19).

Dalam sebuah riwayat disebutkan, suatu hari Luqman Al-Hakim masuk ke pasar dengan menaiki seekor himar (keledai). Sementara itu, anaknya ikut di belakangnya. Melihat tingkah laku Luqman itu,sebagian orang pun berkata, "Lihatlah orang tua yang tidak tahu bertimbang rasa itu. Dia naik keledai, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki."

Mendengar hal tersebut, Luqman kemudian menyuruh anaknya menaiki keledai itu dan dia berjalan kaki sambil menuntun keledai tersebut. Lagi-lagi, orang yang menyaksikan hal itu berkata, "Lihat anak yang tidak tahu sopan santun dan tata krama itu. Masak, dia menaiki keledai, ayahnya berjalan kaki."

Tidak ingin mendengar omongan seperti itu lagi, Luqman pun kemudian menaiki keledai itu bersama dengan anaknya. Ternyata, orang-orang kembali menyindirnya, "Dasar orang tua dan anak yang tidak tahu etika, keledai yang kecil mereka naiki berdua. Sungguh tidak punya rasa kasihan."

Akhirnya, Luqman dan anaknya pun turun dari keledai itu. Keduanya membiarkan keledai tersebut berjalan tanpa ditumpangi. Ternyata, orang-orang masih menyindirnya. "Dasar orang yang bodoh, adakendaraan kok malah tidak ditumpangi dan dibiarkan sia-sia."

Kembalilah keduanya ke rumah. Sesampainya di rumah, Luqman menasihati anaknya tentang sikap orang-orang di pasar tersebut.

"Sesungguhnya setiap manusia itu akan dibicarakan oleh manusia lainnya. Orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangan yang terbaik dalam semua urusan."

Kemudian, ia berpesan kepada anaknya. "Wahai anakku, carilah rezeki yang halal supaya kamu tidak fakir. Sesungguhnya tidaklah orang yang fakir itu ditimpa suatu musibah, kecuali tiga perkara, yakni menipisnya keyakinan pada agama, lemahnya akal sehingga mudah tertipu dan diperdaya orang lain, serta hilangnya kemuliaan hati. Lebih celaka dari tiga hal itu adalah orang yang sukamerendah-rendahkan dan membuat ringan sesuatu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar