Selasa, 02 Agustus 2011

Hikmah

Pembangunan Jiwaungguh beruntung I orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotori-nya," (QS asy-Syams [9] 9-10).

Jiwa adalah intisari dari kehidupan manusia. Baik dan buruknya kualitas hidup manusia akan sangat dipengaruhi oleh kualitas jiwa. Jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh dan apabila ia buruk maka akan buruklah seluruh tubuh (HR Bukhari Muslim).

Dalam tataran yang lebih luas, bila jiwa suatu anggota keluarga baik, maka keluarga itu akan menjadi keluarga yang berkualitas. Jika jiwa suatu anggota masyarakatbaik, maka masyarakat itu akan menjadi masyarakat berkualitas. Jika bangsa dan negara dihuni orang-orang yang berjiwa baik, maka bangsa dan negara tersebut akan menjadi bangsa dan negara yang berkualitas.

Diriwayatkan bahwa Ali RA suatu saat pernah ditanya oleh lawan politiknya, "Mengapa keadaan negara saat dipimpin oleh Abu Bakar dan Umar tidak mengalami kekacauan seperti ketika engkau menjadi khalifah saat ini?" Ali RA menjay/ab, "Sebab rakyat yang dipimpin semasa khalifah Abu Bakar dan Umar orang-orang seperti aku ini. Sedangkan rakyatyang aku pimpin semasa pemerin-tahanku adalah orang-orang seperti dirimu."

Berbagai masalah yang menimpa negara kita ini. seperti korupsi, penipuan perbankan, kebohongan publik, merebaknya kejahatan di dunia maya, dan bermacam-macam praktik kemungkaran yangtelah dilakukan, baik oleh para pejabat maupun rakyat, kalau diusut, maka akar masalah yang sebenarnya bukanlah karena undang-undang yang kurang tepat, atau sanksi yang kurang ketat, juga gaji yang kurang banyak. Akan tetapi, inti masalah sebenarnya adalah kurang diperhatikannyamasalah pembangunan jiwa.

Ibarat manusia, maka bangsa ini memiliki dua komponen inti yaitu jiwa dan raga. Maka, jika hanya raganya yang diperhatikan seperti pembangunan gedung-gedung bertingkat, mal-mal, dan tempat-tempat hiburan tanpa diimbangi dengan pembangunan karakter dan jiwa bangsa yang kokoh, maka negara yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur akan menjadi mimpi saja.

Oleh sebab itu, jika kita mau memperbaiki keadaan bangsa dan negara, maka dari titik Inilah seharusnya dimulai. Inilah contoh yang telah dihadirkan Rasulullah SAWdalam membangun tatanan kehidupan yang kuat dan harmonis dimana beliau mulai menata kehidupan bangsa Arab yang karut-ma-rut ketika itu dengan pembangunan jiwa dan pembentukan karakter. Bahkan, jika dilihat dalam sejarah, fase ini lebih panjang (13 tahun di Makkah) dibanding pembangunan sistem (10 tahun di Madinah). Dan ini juga sebetulnya yang menjadi suara hati dari salah satu pahlawan kita, WR Soepratman, ketika beliau menggubah lagu Indonesia Raya-yang salah satu liriknya adalah "Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia ರಾಯ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar